sebuah cerita yang gue alamin trus gue diadopsi menjadi cerpen, emang bener ya kadang menulis cerpen itu yang gampang emang dari kehidupan kita yang nyata…
thanks for All my inspiration and thanks to the All blogger
****
Terkadang ada hal yang sebenarnya kita tidak pernah tahu apa yang terjadi dalam setiap babak kehidupan yang kita jalani, seperti; mungkin saja seseorang telah lama hadir, dalam kehidupan kita, lalu tiba-tiba kita bisa mencintainya, atau mungkin saja, ada seseorang yang sebenernya mencintai diri kita, namun. Karena tidak mungkin mengucapkan perasaan tersebut masih saja tersimpan, utuh atau mungkin tinggal setengah saja yang jelas perasaan itu masih ada. Kata orang cinta tak terbalas terkadang lebih abadi. Aku tidak pernah tahu, sebelum malam itu hadir.
Entah bagaimana bisa aku bertemu dengannya, seseorang yang sudah lama menghilang. Hilang karena waktu, waktu yang tidak bisa di ulang kembali, andai saja bisa… mungkin sejak dulu aku mengetahuinya.
Malam itu, sebuah mobil fortuner hitam berhenti tepat dihadapanku, seseorang memanggilku dari dalam ;
Dia : hey, mau kemana ?
Aku : Kamu…
Dia : Iya, aku.. kamu gak lupa kan ?
Aku : Iya engga lah, mana mungkin aku lupa.
Dia : kamu dari mana ? malam begini baru pulang ?
Aku : Loh harusnya aku yang nanya kenapa malam-malam kayak gini kamu masih ada dijalan.
Dia : Kamu selalu gitu deh, ditanya malah balik nanya
Aku : Habis, mau gimana lagi.
Dia : ayo naik, aku anterin sampai rumah.
Aku : Gak usah, aku gak biasa.
Dia : meskipun sama aku, kamu gak biasa. Ayolah…
Untuk beberapa saat, selama perjalanan aku dan dia masih diam. Sebuah lagu yang terus berputar menyanyikan “senandung rindu-tohpati”. Dia mulai memecah kesunyian ;
Dia : Kamu masih ingat lagu ini ?
Aku : Masih…
Dia : Aku suka lagu ini, seperti berbicara bahwa segala sesuatu yang kita inginkan harus kita miliki, bahwa sesuatu yang akan membuat dan kita yakini bahwa itu bisa membuat perasaan kita bahagia harus kita miliki,.. seperti…
Aku : Seperti apa ?
Dia : Seperti kita, hmm maksudku, seperti kamu.. ada disampingku
Aku : hmmm…
Dia : maaf, aku gak bermaksud membuka “kotak” masa lalu kita. Aku hanya mengingat nya karna lagu ini
Aku : gak apa-apa, gak selamanya cerita kita tetap ada dikotak itu kan ?
Dia : harusnya, waktu itu aku gak perlu ya menunggu kamu untuk berterus terang, karna saat itu juga aku tahu bahwa kamu sulit untuk mengatakannya.
Aku : Mungkin.. aku gak pernah tahu, yang aku tahu saat itu, kita satu team, ngobatin mahasiswa baru, kalo mereka sakit, ada aku. Ada kamu. Aku gak pernah tau, kenapa setiap melihat kamu, aku tidak pernah bisa mengatakan, yang seharusnya aku katakan…
Dia : sampai sekarang ?
Aku : waktu menentukan segalanya kan ?
Dia : ucapan enam tahun lalu ya ? kamu mengatakannya enam tahun lalu saat kita mencuri waktu untuk berdua.
Entah sudah berapa menit lagu tersebut berputar menemani kita, mencoba melihat masa lalu yang terlewatkan…lalu kita mulai menyadari begitu banyak yang sudah terlewatkan.
Dia : Kenapa gak pernah mengatakannya ?
Aku : Aku pikir saat itu kamu tahu maksud hatiku..
Dia : bagaimana aku bisa tahu, sikap kamu, sifat kamu, senyum kamu, semuanya nyaris sama. Apa yang kamu lakukan kepadaku, dan kepada orang lain, semuanya sama, aku tidak pernah merasakan bahwa aku special dihatimu. Aku tidak pernah tahu, bahwa kamu menyimpan “sesuatu” dihatimu, yang mungkin membuatku bahagia saat itu, aku yakin.
Aku : Maaf.. aku tidak pernah tahu bagaimana perasaan saat itu bisa terjadi, aku tidak pernah tahu, bagaimana caranya mengatakannya, bahkan aku juga tidak pernah tahu, bagaimana aku bisa memikirkanmu.
Dia : Udahlah, terlalu banyak yang tidak kamu ketahui tentang aku.
Aku : terlalu banyak memang, sampai akhirnya membuat aku seperti tidak mengenalmu. Terlalu banyak memang, sampai akhirnya kita mencuri-curi waktu saat itu, untuk duduk berdua. Tapi bodohnya tak pernah membicarakan apa yang sama-sama kita rasakan.
Dia : tapi ada satu hal yang harusnya kamu tahu, dulu, sekarang, atau mungkin besok, aku ingin mengatakannya sekali saja kepadamu, gak pernah perduli, bagaimana masa lalu yang kita lewatkan, bagaimana hari ini kita bisa bertemu kembali, atau mungkin bagaimana besok.
Aku : Apa ?
Dia : Harusnya kamu ku miliki dari dulu…
Untuk cerita di Fakultas sastra UI Depok
Boyhidayat
14-apr-09